Searching...
Open Chat Grup
Share |

Popular Posts

Suka Dengan Blog Ini...???

20/11/10

Penyiksaan TKI di Arab Saudi Melebihi Dari Zaman Budak

22:12
Penyiksaan TKI di Arab Saudi Melebihi Dari Zaman Budak-Belum tuntas penyidikan kasus penganiayaan dan pengguntingan bibir terhadap Sumiati, kini kasus lebih sadis yang menimpa tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi kembali mencuat.

Kali ini Kikim Komalasari bt. Uko Marta, TKI asal Cianjur Jawa Barat menjadi korban pembunuhan yang diduga dilakukan majikannya. Tubuh malang perempuan kelahiran 09 Mei 1974 ditemukan di tong sampah umum di kota Abha, dengan leher tergorok tiga hari menjelang Hari Raya Idul Adha.
Kepala Pusat Humas Kemenakertrans, Suhartono menjelaskan Kemenakertrans mendapat informasi pembunuhan terhadap Kikim dari laporan relawan PDI Perjuangan di kota Abha setelah sebelumnya menginformasikan masalah tersebut pada satu jejaring nasional, Kamis malam
Dalam laporannya kepada pimpinan Korwil Arab Saudi PDI Perjuangan Sharief Rachmat, relawan juga menjelaskan sebelum dibunuh, Kikim diduga sering dianiaya bahkan diperkosa. Saat ini jenazah Kikim sudah diamankan kepolisian setempat, begitu pula majikan wanita dan laki laki.

Laporan tersebut ditindak lanjuti Sharief dengan menghubungi Konjen RI Jeddah Zakaria, yang langsung merespon kejadian tersebut.
Menurut Suhartono, Kikim bekerja di Arab Saudi sejak Juli 2009. “Awalnya polisi mengira korban adalah orang Bangladesh dan ternyata orang Indonesia,” kata Suhartono dalam rilisnya Kamismalam.
Kementerian Tenaga Kerja danTransmigrasi, lanjutnya, saat ini sedang menelusuri data dan informasi yang lengkap mengenai perusahaan PPTKIS (Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta) yang memberangkatkan Kikin.

“Begitu kami mendapat informasi adanya TKI yang dibunuh di Arab Saudi, Menakertrans A. Muhaimin Iskandar langsung membentuk tim untuk megecek kebenaran informasi tersebut. PPTKIS mana yang memberangkatkan, lokasi penempatan dan perusahaan asuransinya,” jelas Tono.
Bahkan lanjutnya, tim pemerintah Indonesia yang mengantar keluarga Sumiati ke Arab Saudi pun juga telah diperintahkan untuk mencek kasus ini.

“Menakertrans telah menugaskan tim Ditjen Binapenta Kemenakertrans untuk mengumpulkan infomasi lengkap mengenai tewasnya TKI asal Cianjur ini dan melakukan tindakan segera,” katanya. “Kita masih menunggu perkembangan baru dari tim yang berangkat semalam ke Arab Saudi dan juga dari KJRI Jeddah.”
Kasus penyiksaan Sumiati di Arab Saudi dinilai sudah melebihi zaman perbudakan. Maraknya perlakuan tak wajar yang dialami para tenaga kerja Indonesia di luar negeri menunjukkan pengabaian terhadap hak asasi manusia yang sebenarnya sudah dijunjung hampir semua negara di dunia.
“Kasus-kasus kekerasan yang dialami tenaga kerja wanita pembantu rumah tangga sudah melebihi zaman perbudakan. Pemerintah tidak boleh abai dengan berlindung pada sebutan TKI sebagai pahlawan devisa,” ungkap Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, Kamis(18/11/2010).
Belajar dari kasus Sumiati, politikus PKS itu mengatakan, pemerintah tak memiliki pilihan lain selain menghentikan pengiriman TKI untuk pekerjaan pembantu rumah tangga ke luar negeri, terutama mereka yang tidak memiliki pendidikan dan keterampilan yang memadai. Pasalnya, terhadap tenaga-tenaga kerja yang demikian, kasus-kasus serupa mungkin sekali berulang dan pemerintah dinilai selalu saja abai terhadap nasib TKI.

“Ini demi harga diri bangsa dan pemeliharaan hak-hak asasi setiap WNI. Selama yang dikirim TKI PRT yang tidak berpendidikan dan tidak berketerampilan cukup, kasus-kasus serupa akan terus terjadi, dan pemerintah tak bisa berbuat apa-apa. Pemerintah hanya batasi pengiriman TKI terdidik dan berketerampilan khusus,” ujarnya. 


0 komentar :